3.3.11

CURUG DAGO

By: Agus Mawardi, Puspitaningasih, dan Dimas Panjaitan

Pada tanggal 3 Februari 2011 kemarin, pagi-pagi Kami bertiga berangkat menggunakan dua sepeda motor dari daerah simpang dago menuju Curug Dago. Perjalanan dari simpang menuju curug sekitar 20 menit. Akses menuju lokasi dapat ditempuh menggunakan roda dua ataupun roda empat. Tetapi, roda empat hanya dapat sampai depan jalan besar saja. Apabila kita menggunakan kendaraan roda dua, kita bisa sampai lokasi curug.

Setelah melakukan perjalanan sekitar 20 menit, kami sampai dilokasi curug. Sekedar informasi, curug adalah bahasa daerah sunda yang berarti air terjun. Sesampainya disana, kita langsung memarkirkan kendaraan kita di depan tempat pusat informasi curug. Untuk masuk kelokasi curug ini tidak dipungut biaya sedikitpun. Curug dago merupakan objek wisata pada kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda yang dikelola oleh Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H.Juanda, Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat.

Sumber foto: EQUATRIAL
Papan yang menginformasikan mengenai objek wisata Curug Dago yang ada dikawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) IR. H. DJUANDA

Di kawasan Curug Dago ini, sebelum pintu masuk tersedia areal berkumpul yang cukup besar. Areal tersebut dapat menampung orang lebih dari 100 orang. Disekitar kawasan Curug Dago ini terdapat juga shelter atau tempat istirahat yang lumayan cukup nyaman. Selain itu, apabila kita membutuhkan minuman ataupun makanan ringan, kita tidak perlu keluar jauh untuk membelinya. Didekat ruang pusat informasi terdapat juga kios atau warung kecil yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman ringan.

Sumber foto: EQUATRIAL
Areal luas yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti diskusi ataupun lainnya


Sumber foto: EQUATRIAL
Shelter yang dapat digunakan untuk istirahat

Sumber foto: EQUATRIAL
Kios kecil yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman ringan

Keadaan jalan di dalam kawasan Curug Dago cukup bersih. Hal ini sangat membuat kita betah untuk menikmati wisata tersebut. Tetapi kami sempat berpikir, kenapa jarang yang berkunjung ke curug ini, hanya beberapa orang saja yang berkunjung, itupun dapat dipastikan warga sekitar curug yang sedang berjalan-jalan saja. Apakah kurang promosi? Susahnya akses menuju lokasi? Banyak pertanyaan yang terlintas dibenak kami.
Tetapi terlepas dari itu semua, ternyata disekitar curug, masih terdapat orang-orang yang peduli dengan keberadaan curug ini mungkin lebih tepatnya mereka peduli dengan air yang mengalir di sungai yang membentuk curug. Orang-orang ini merupakan warga sekitar yang peduli dengan keadaan sungai sekitar curug yang kotor dan banyak sampah. Sungai yang mengalir di sekitar curug ini merupakan aliran sungai cikapundung yang berhulu didaerah Maribaya. Selain itu, warga peduli ini tidak hanya membersihkan sampah yang berada di sungai cikapundung saja, mereka juga rajin membersihkan sampah-sampah yang berada disepanjang jalan sekitar curug. Gerakan warga tersebut merupakan gerakan swadaya atau sukarela yang didasarkan atas kepedulian mereka terhadap keberadaan sungai cikapundung yang berada disekitar Curug Dago.

Sumber foto: EQUATRIAL
Keadaan sampah yang terdapat disepanjang aliran sungai cikapundung yang mengaliri Curug Dago

Salahsatu warga yang peduli adalah Abah Toteng. Beliau setiap dua kali sehari selalu rutin menjaring sampah-sampah yang larut dalam arus air sungai cikapundung. Sampah-sampah yang dikumpulkan selalu dia timbang untuk mengetahui seberapa besar sampah yang melalui sungai cikapundung khususnya sekitar kawasan Curug Dago setiap harinya. Mungkin bagi sebagian orang, kerjaan ini menjijikan. Tetapi bagi seorang Abah Toteng, pekerjaan ini dia lakoni untuk berkomitmen menjaga aliran sungai cikapundung ini bersih dari sampah

Sumber foto: EQUATRIAL
Abah Toteng yang selalu semangat mengambil sampah yang hanyut dialiran sungai cikapundung di sekitar wisata Curug Dago

Curug Dago memiliki pemandangan yang bagus dan indah. Sungai serta rona lingkungan sekitar sangat membuat kita betah untuk menikmatinya. Disekitar curug terdapat batu prasasti. Batu prasasti ini terdapat dua buah. Prasaasti tersebut bertuliskan tulisan Thai. Dari informasi yang ada yaitu Menurut S.A. Reitsma dan W.H. Hoogland (1922, Gids Van Bandoeng En Omstrcken) kedua prasasti tersebut erat kaitannya dengan kunjungan keluarga Kerajaan Siam (Tailand) ke Bandung, yakni Raja Chulalongkorn serta Pangeran Prajatthipok Paramintara, yang masing-masing merupakan raja ke V dan VII dari Dinasti Chakri.


Sumber foto: EQUATRIAL
Curug Dago

Sumber foto: EQUATRIAL
Sungai-sungai yang mengalir disepanjang Curug Dago

Sumber foto: EQUATRIAL
Salahsatu batu prasasti yang terdapat disekitar Curug Dago

Di Curug Dago juga terdapat permainan lain yang bisa dilakukan. River board adalah permainan yang dapat dilakukan oleh orang-orang baik anak kecil maupun dewasa di sekitar curug. Alat untuk permainan ini dapat disewa melalui kantor pusat informasi di kawasan wisata Curug Dago. Rafting atau penyusuran sungai menggunakan perahu karetpun dapat dilakukan di sungai ini. Kita bisa meminta kepada orang-orang yang berada di tempat pusat informasi.


Sumber foto: EQUATRIAL
River Board dan Rafting merupakan kegiatan yang dapat dilakukan leh anak-anak maupun dewasa

Kekurangan yang terdapat di wisata Curug Dago ini adalah akses jalan di dalam Curug Dago itu sendiri. Dari jalan setapak yang pagar pembatasnya hilang dicuri sampai tangga batu yang curam untuk dipijak. Setiap pengunjung harus ekstra hati-hati untuk berjalan disekitar setapak itu.


Sumber foto: EQUATRIAL
Kondisi jalan setapak yang menuju Curug Dago sangat berbahaya apabila pengunjung tidak berhati-hati

Bagi para peneliti ataupun mahasiswa yang akan melakukan penelitian, sangat banyak obyek yang dapat digali. Dari segi akuatik atau perairan, kita bisa melakukan penelitian mengenai kondisi perairan, kandungan kimia ataupun biologi perairan dan banyak lagi. Sedangkan untuk terestrialnya, kita bisa melakukan analisis vegetasi tumbuhan, identifikasi keanekaragaman jenis tumbuhan dan lainnya. Flora fauna yang dapat kita gali sebagai obyek penelitian sangat banyak disekitar Curug Dago ini. Oleh karena itu, mari kita memulai satu usaha pelestarian ataupun konservasi yang dapat kita lakukan. Mari kita mulai sedikit saja daripada tidak sama sekali. Viva EQUATRIAL.




Sumber foto: EQUATRIAL
Beberapa jenis vegetasi yang terdapat di kawasan Curug Dago