27.5.11
Gambaran Teknologi Penginderaan Jauh Dalam Perkembangan Ilmu Ekologi Terestrial dan Akuatik
3.3.11
CURUG DAGO
Pada tanggal 3 Februari 2011 kemarin, pagi-pagi Kami bertiga berangkat menggunakan dua sepeda motor dari daerah simpang dago menuju Curug Dago. Perjalanan dari simpang menuju curug sekitar 20 menit. Akses menuju lokasi dapat ditempuh menggunakan roda dua ataupun roda empat. Tetapi, roda empat hanya dapat sampai depan jalan besar saja. Apabila kita menggunakan kendaraan roda dua, kita bisa sampai lokasi curug.
Setelah melakukan perjalanan sekitar 20 menit, kami sampai dilokasi curug. Sekedar informasi, curug adalah bahasa daerah sunda yang berarti air terjun. Sesampainya disana, kita langsung memarkirkan kendaraan kita di depan tempat pusat informasi curug. Untuk masuk kelokasi curug ini tidak dipungut biaya sedikitpun. Curug dago merupakan objek wisata pada kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda yang dikelola oleh Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H.Juanda, Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat.
Di kawasan Curug Dago ini, sebelum pintu masuk tersedia areal berkumpul yang cukup besar. Areal tersebut dapat menampung orang lebih dari 100 orang. Disekitar kawasan Curug Dago ini terdapat juga shelter atau tempat istirahat yang lumayan cukup nyaman. Selain itu, apabila kita membutuhkan minuman ataupun makanan ringan, kita tidak perlu keluar jauh untuk membelinya. Didekat ruang pusat informasi terdapat juga kios atau warung kecil yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman ringan.
Di Curug Dago juga terdapat permainan lain yang bisa dilakukan. River board adalah permainan yang dapat dilakukan oleh orang-orang baik anak kecil maupun dewasa di sekitar curug. Alat untuk permainan ini dapat disewa melalui kantor pusat informasi di kawasan wisata Curug Dago. Rafting atau penyusuran sungai menggunakan perahu karetpun dapat dilakukan di sungai ini. Kita bisa meminta kepada orang-orang yang berada di tempat pusat informasi.
Kekurangan yang terdapat di wisata Curug Dago ini adalah akses jalan di dalam Curug Dago itu sendiri. Dari jalan setapak yang pagar pembatasnya hilang dicuri sampai tangga batu yang curam untuk dipijak. Setiap pengunjung harus ekstra hati-hati untuk berjalan disekitar setapak itu.
Bagi para peneliti ataupun mahasiswa yang akan melakukan penelitian, sangat banyak obyek yang dapat digali. Dari segi akuatik atau perairan, kita bisa melakukan penelitian mengenai kondisi perairan, kandungan kimia ataupun biologi perairan dan banyak lagi. Sedangkan untuk terestrialnya, kita bisa melakukan analisis vegetasi tumbuhan, identifikasi keanekaragaman jenis tumbuhan dan lainnya. Flora fauna yang dapat kita gali sebagai obyek penelitian sangat banyak disekitar Curug Dago ini. Oleh karena itu, mari kita memulai satu usaha pelestarian ataupun konservasi yang dapat kita lakukan. Mari kita mulai sedikit saja daripada tidak sama sekali. Viva EQUATRIAL.
13.1.11
SCGIS Global Scholarship Program
Berperan aktif dalam upaya konservasi sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
- Warga Negara Indonesia
- Aktif di dalam lembaga atau organisasi yang bergerak di bidang lingkungan, konservasi, bencana alam atau humanitarian
- Memiliki pemahaman dasar tentang GIS
- Mampu berbahasa inggris aktif
- Bersedia memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh SCGIS
- Memiliki tupoksi atau bidang studi (bagi mahasiswa) yang berkontribusi di dalam bidang penyelamatan lingkungan, konservasi sumberdaya lahan dan penanggulangan bencana alam
- Memiliki latar belakang yang konsisten di bidang GIS dan konservasi
- Memiliki kemampuan dan akses untuk menyebarluaskan ilmu yang diperoleh
- Menunjukkan kemauan untuk berkontribusi pada organisasi SCGIS Indonesia
- Mengisi formulir aplikasi SCGIS Global Scholarship Program (unduh disini)
- Surat dukungan dari pimpinan tempat bekerja (scan)
- Curriculum Vitae
21.12.10
Hasil Pertemuan 17 Desember 2010
Rekan-rekan yang hadir pada saat pemaparan EQUATRIAL